Pentas ke-1
Pentas Pertama diadakan pada tanggal 12 Desember 2009 di Paroki Tyas Dalem Kroya. Event pementasan adalah: ruwatan massal yang diadakan oleh umat Paroki Kroya. Lakon perdana yang dipentaskan adalah Musa Duta. Lakon Musa Duta berkisah tentang perjalanan nabi Musa dalam menerima perutusan dari Tuhan untuk membebaskan bani Israel dari penjajahan Mesir.
Pentas ke-2
Pentas kedua diadakan pada tanggal 28 Mei 2010 di halaman gereja Stasi St. Yustinus Adipala Paroki Tyas Dalem Kroya dengan lakon "Sang Maria." Event pementasan: peresmian taman doa "Pisowanan Kanjeng Ibu Siti Maryam." oleh Uskup Purwokerto Mgr. J. Sunarka, SJ. Lakon Sang Maria diangkat untuk membawa umat pada permenungan kesetiaan Maria di dalam menanggapi panggilan Allah, dengan semboyannya: "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu."
Pentas ke-3
Pentas ketiga diselenggarakan oleh Paroki Pemalang pada tanggal 16 Oktober 2010 dengan lakon "Ibu Suci Piniji." Pentas ini diselenggarakan untuk memperingati ulang tahun ke-40 Paroki St. Lukas Pemalang.
Pentas ke-4
Pentas keempat yakni pada tanggal 8 November 2010 diselenggarakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Katolik di Keuskupan Purwokerto. Pentas yang dilaksanakan di halaman Pascalis Hall ini mengusung lakon "Setya Jati."
Pentas ke-5
Pentas kelima diselenggarakan oleh Paroki Hati Kudus Yesus Tegal dalam rangka 1 Syuro, 6 Desember 2010 dengan mengambil lakon "Elias Sang Pinunjul." Pentas ini mendapat apresiasi dari ketua Pepadi Tegal, Ki Mbarep. Elias Sang Pinunjul berkisah tentang tregedi perebutan kebun anggur milik Nabot oleh Raja Ahab. Elias muncul sebagai nabi yang menentang ketidakadilan yang dibuat oleh Raja Ahab.
Pentas ke-6
Pentas ke-6 diselenggarakan di Stasi St. Yustinus Adipala Paroki Kroya pada saat Natal 2010. Pentas di siang hari ini (25 Desember 2010) mengambil lakon "Wiyosan Dalem."
Pentas ke-7
Pentas ke-7 diadakan di Paroki Gombong dalam rangka tahun baru IMLEK 2562 (7 Februari 2011). Pentas yang mengusung lakon "Elia" ini berkolaborasi dengan barongsay.
Pentas ke-8
Pentas ke-8 dilaksanakan di Solo (hanya dalangnya) pada tanggal 12 Maret 2011. Lakon yang ditampilkan adalah "Banjaran Musa."
Pentas ke-9
Pentas ke-9 dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2011 di Paroki Sidareja dengan lakon "Prahara Asmara". Lakon yang diambil untuk renungan prapaskah ini berkisah tentang Daud yang jatuh ke dalam dosa sampai dia bertobat.
Pentas ke-10
Pentas ke-10 diselenggarakan pada tanggal 23 Juni 2011 di STIKOM (Sekolah Tinggi Ilmu Komputer) Yos Sudarso Purwokerto. Pentas diadakan dalam rangka persemian gedung STIKOM yang baru oleh Bupati Banyumas, Bpk H. Mardjoko MM dan dihadiri pula oleh mantan menteri pendidikan dan kebudayaan, Bpk Wardiman Djojonegoro. Pemberkatan gedung dipimpin oleh Uskup Purwokerto, Mgr. J. Sunarka, SJ.
Pentas ke-11
Pentas ke-11 diadakan di wisma Tahun Rohani Santo Agustinus (TORSA) Tegal pada tanggal 14 Juli 2011. TORSA berulang tahun ke-10 dan kali ini wayang wahyu mengajak para frater TORSA untuk merenungkan kisah jatuhnya Daud ke dalam dosa.
Pentas ke-12
Pada tanggal 15 Agustus 2011, wayang wahyu Hamangunsih mendapat kesempatan istimewa untuk memeriahkan puncak acara 75 tahun Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan Yogyakarta. Lakon "Daud Batsyeba" diusung untuk permenungan bersama. Wayang Wahyu Ngajab Rahayu Solo turut bekerjasama meminjamkan perangkat wayang beserta gamelannya. Istimewanya lagi, pentas kali ini menghadirkan bintang tamu: Mas Gareng Rakasiwi dan Mbak Uni.
Pentas ke-13
Pentas ke-13 diadakan pada tanggal 10 September 2011 dalam moment ulang tahun Paroki St. Agustinus Purbalingga. Lakon yang ditampilkan adalah "Yusup Sang Kinasih." Lakon ini mengisahkan Yusup bin Yakub yang dibenci saudara-saudaranya dan kemudian dijual sebagai budak di Mesir. Kisah tragis Yusup ini diakhiri dengan adegan sedih yakni bertemunya Yusup dengan bapa dan saudara-saudaranya. Kali ini dalang diiringi oleh krawitan "Sekar Setaman" pimpinan Ki Muji Waluyo.
Pentas ke-14
Pentas ke-14 terlaksana di Paroki St. Yohanes Maria Vianey Kebumen, dengan lakon "Yusup Kang Kinasih." Pentas ini diselenggarakan di gedung Setda pada tanggal 30 September 2011 dalam rangka ulang tahun paroki Kebumen. Pentas ini mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat. Lihat juga berita di http://ngapaknews.com/sosial/pagelaran-wayang-wahyu-nang-kebumen-1527/
Pentas ke-15
Kali ini wayang wahyu tampil beda karena hanya tampil selama 15 menit. Bagaimana mungkin? Mungkin saja. Pentas ini berkolaborasi dengan tarian dan tembang. Kru pengiring hanya 6 orang. Penampilan ini terjadi pada tanggal 20 November 2011 di GOR Satriya dalam rangka Puncak Tahun Syukur Keuksupan Purwokerto.
Pentas ke-16
Pada tanggal 11 Januari 2011, Wayang Wahyu Hamangunsih mendapat kesempatan istimewa untuk mengisi salah satu sessi acara Muspas ke-4 Keuskupan Purwokerto di Heninggriya Baturaden. Pentas ini mengetengahkan lakon "Herodes Angkara Murka." Pentas ini unik. Pengiringnya hanya 8 orang, memakai layar kecil sebagai kelir dan menggunakan bass gitar sebagai pengganti kempul/gong.
Demikianlah... Tonggak sejarah Wayang Wahyu di Keuskupan Purwokerto... Ke-16 pentas tersebut menjadi langkah awal kiprah Wayang Wahyu. Pentas-pentas selanjutnya akan selalu diupdate di media ini (lihat pada bagian "Berita Terkini").